Jumat, 04 Juli 2014

Penjualan BROWNIES


BROWNIES

Bahan bahan kue Brownies
  • 150 gram tepung terigu
  • 340 gram dark cooking chocolate
  • 4 butir telur
  • 150 gram margarin
  • 150 gram gula pasir
  • 1 Sendok teh baking powder

Cara membuat Brownies
  1. * Langkah awal lelehkan dulu dark cooking chocolate dan margarin.
  2. * Kemudian kocok telur dan gula hingga larut.
  3. * Selanjutnya masukkanlah tepung dan juga baking powder yang sebelumnya sudah diayak dan diaduk rata.
  4. * Nah setelah rata tambahkan campuran adonan (cokelat cair dan margarin) sambil diaduk rata.
  5. * Lalu tuang di loyang kue brownies yang sudah diolesi margarin dan dialasi kertas kue. Sisihkan.
  6. * Sekarang panaskan kukusan sampai mendidih airnya, lalu masukkan loyang brownies. Kukus kue Brownies selama 30 menit dengan api kecil.
  7. * Sekarang keluarkan dari loyang, belah dua dengan pisau tajam agar tidak hancur, angkat bagian atas, lalu isi bagian tengah dengan coklat meses atau parutan dark cooking coklat secara merata lalu satukan lagi dengan belahannya.beres


1 kg Tepung                                                       Rp. 4000
8 butir Telur                                                        Rp. 17500
1 bks coklat bubuk                                             RP. 1000
1 bks Mentega                                                    Rp. 6000
½  kg gula pasir                                                  Rp. 7000
Baking powder                                                   Rp.1000

Total                                                                      Rp. 36.500


Harga jual                                                            :               Rp. 1000/potong

Satu Loyang brownies terdiri dari 40 ptg :
                                1x40 ptg                               :               Rp. 40.000/brownies

Keuntungan penjualan                                  :               Rp. 40000
                                                                                   Rp.36.500
                                                                                   Rp.  3.500

BENTUK-BENTUK KEWIRAUSAHAAN, PROSES PERENCANAAN USAHA DAN MANAJEMEN PEMASARAN


BENTUK-BENTUK KEWIRAUSAHAAN, PROSES PERENCANAAN USAHA DAN MANAJEMEN PEMASARAN

Tugas ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mata kuliah kewirausahaan



Oleh :

Ø  Agus Purnomo             Nim : 1316110001
Ø  Rindi Dwi Hartini         Nim : 1316110038
Ø  Desi Anggraini             Nim : 1316110008
Ø  Indah Yastina Sari       Nim : 1316110337
Ø  Eni Novita Sari            Nim : 1316110012
Ø  Dapis Tarsin                Nim : 1316110006
Ø  Ririn Noprianto

Dosen Pengampu : Khairiah Wardah



FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KOTA BENGKULU
TAHUN 2013



 KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada ALLAH SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah kami. Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan dari ALLAH SWT dan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya kami dengan rendah hati dengan tangan terbuka menerima masukan dan saran guna menyempurnakan makalah kami.

                            Bengkulu, April 2014

                      Penulis



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Bentuk-bentuk kewirausahaan
Bentuk — bentuk badan usaha dilihat dari segi sistem pengelolaannya:
a)      Badan usaha industri
Adalah badan usaha yang mengelola bahan mentah menjadi bahan jadi yang slap dikonsumsi.
b)      Badan usaha peniagaan
Adalah badan usaha yang pengelolaan usahanya membeli barang-barang untuk dijual kembali tanpa mengubah sifat barang.
c)      Badan usaha agraris
Adalah badan usaha yang bergerak dalam pengelolahan dalam usaha tanah.
d)      Badan usaha ekstraktif
Adalah badan usaha yang mengelola dan mengelola penggalian, mengambil, serta mengumpulkan kekayaan dari alam yang sudah tersedia sebelumnya.
e)      Badan usaha jasa
Adalah badan usaha yang aktivitasnya usahanya bergerak dalam bidang pemberian atau pelayanan jasa pada konsumen.
Bentuk-bentuk badan usaha dilihat dari legititas hukum:
1.      Badan usaha perseorangan
Adalah badan usaha yang didirikan oleh seseorang dan is sendiri yang memimpin, pemiliknya, serta bertanggung jawab atas pekerjaannya.
2.      Persekutuan firma
Adalah badan usaha yang didirikan oleh lebih dari satu orang untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama, serta merekalah pemiliknya.
3.      Persekutuan komanditer (CV)
Adalah suatu perkumpulan dimana satu atau lebih anggotanya mengikat diri untuk menyerahkan modalnya kedalam perusahaan yang dijalankan oleh satu orang atau lebih beberapa anggota lainnya, dengan nama bersama dan mereka merupakan pemiliknya.
4.      Perseroan terbatas (PT)
Adalah suatu perseroan yang memperoleh modalnya dengan mengeluarkan sero-sero (saham), dimana tiap orang dapat memiliki satu atau lebih saham, serta bertanggung jawab sebesar modal yang diberikan.

B.   Proses Perencanaan Usaha
Proses perencanaan atau planning adalah yang bagian dari daur kegiatan manejemen yang terutama berhubungan dengan pengambilan keputusan untuk masa depan, baik jangka panjang maupun jangka pendek, sehubungan dengan pertanyaan : apa, siapa, bagaimana. kapan, dimana, dan berapa balk sehubungan dengan lembaga yang di manejemen maupun usaha-usahanya.
Proses perencanaan dapat dilaksanakan menyeluruh, misalnya dalam perencanaan korporat, perencanaan strategis, atau perencanaan jangka panjang. Bisa  juga dilakukan perdivisi atau unit bisnis strategis menjadi  rencana divisi atau anak perubahan anak perusahaan untuk  di dalam  suatu komperasi yang lebih basar. Bisa juga dilakukan perfungsi baik didalam korporasi, didalam divisi maupun unit bisnis individual, misalnya rencana fungsi pemasaran, rencana fungsi keuangan, rencana fungsi distribusi dan produksi, dan rencana fungsi personalia bagaimanapun lingkup perencanaan yang dilakukan, pokok pertanyaan yang ditanyakan sama saja: apa, siapa, bagaimana, kapan, dimana, dan berapa.

C.    Manajemen Pemasaran
Pemasaran pada dasarnya merupakan suatu proses perpindahan barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. Lebih lanjut beberapa ahli memberikan bermacam-macam batasan tentang pemasaran diantaranya dikemukakan oleh Philip Kotler:
Pemasaran adalah semua proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, manawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
Sedangkan pengertian pemasaran menurut American Marketing Association adalah sebagai berikut:
Pemasaran merupakan suatu proses perencanaan don pengembangan kegiatan usaha yang meliputi kebijakan harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang atau jasa yang diarahkan pada suatu proses pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.
Dari sejumlah definisi pemasaran tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemasaran pada dasarnya meliputi empat kegiatan utama yaitu pengembangan produk, promosi, harga dan saluran distribusi yang biasa disebut dengan marketing mix atau bauran pemasaran.
1)      Pengertian Manajemen Pemasaran
Fungsi-fungsi manajemen pada dasarnya terdiri dari fungsi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi strategi yang dilaksanakan dalam upaya untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Pengertian manajemen pemasaran juga sangat berkaitan dengan tugas-tugas manajer pemasaran dalam melaksanakan fungsi-fungsinya.
Manajemen pemasaran dapat didefinisikan sebagai berikut:
Manajemen Pemasaran adalah suatu proses analisis, perencanaan, implementasi, koordinasi dan pengendalian program pemasaran yang meliputi kebijakan produk, harga, promosi, dan distribusi dari produk, jasa, dan ide yang ditawarkan untuk menciptakan dan meningkatkan pertukaran manfaat dengan pasar sasaran dalam upaya pencapaian tujuan organisasi (Boyd, Walker, Larreche, 1998, p.16).
Sedangkan pengertian manajemen pemasaran menurut American Marketing Association adalah sebagai berikut:
Manajemen Pemasaran adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran total, termasuk tujuan perumusan tujuan pemasaran, kebijakan pemasaran, program pemasaran dan strategi pemasaran, yang ditujukan untuk menciptakan pertukaran yang dapat memenuhi tujuan individu maupun organisasi.
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pemasaran meliputi proses analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian program pemasaran. Pada tahap awal pemasaran perlu melakukan analisis peluang pemasaran untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dengan menganalisis lingkungan pemasaran dan perilaku konsumen. Pada tahap kedua pemasaran perlu menyusun perencanaan pemasaran stratejik yaitu dengan merumuskan tujuan pemasaran, mengidentifikasi kendala yang menghambat tujuan, mengembangkan strategi pemasaran, dan menetapkan program pemasaran. Tahap ketiga impelemntasi rencana pemasaran dan tahap terakhir adalah pengendalian pemasaran.
Proses Manajemen Pemasaran
Menganalisis Peluang Pemasaran untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan:
·      Lingkungan eksternal
·      Pelanggan
Menyusun Perencanaan Pemasaran Strategik:
·      Merumuskan tujuan Mengembangkan strategi pemasaran
·      Menetapkan program pemasaran

2)      Konsep Dasar /Filosofi Pemasaran
Manajer pemasaran dalam melakukan aktifitasnya perlu memikirkan orientasi atau filosofi yang mendasari upaya pemasarannya. Melalui filosofi tersebut kegiatan pemasaran mempunyai pola orientasi bisnis dan pemasaran baik pada perusahaan, pelanggan ataupun masyarakat.
Terdapat lima konsep sebagai bentuk filosofi dalam pemasaran yaitu konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran dan konsep pemasaran kemasyarakatan.
Konsep produksi yaitu konsep yang berorientasi produksi menekankan bahwa kegiatan produksi harus diutamakan dan dilakukan sebanyak-banyaknya untuk memenuhi permintaan. Tujuan konsep produksi adalah pencapaian efisiensi prosuksi, biaya rendah, dan distribusi massa.
Konsep produk yaitu konsep yang menekankan bahwa sukses pemasaran tergantung pada kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan yang memakai konsep ini selalu berusaha memenangkan persaingan melalui pembuatan produk unggulan Perusahaan selalu berupaya menghasilkan produk berkulitas dan terns memperbaiki dan meningkatkan kualitas produknya.
Konsep penjualan yang menekankan bahwa konsumen tidak akan mengkonsumsi produk dari suatu perusahaan, apabila perusahaan tersebut tidak melakukan usaha promosi dan penjualan yang agresif.
Konsep pemasaran merupakan konsep yang lebih menitikberatkan pada kepentingan pelanggan atau kepuasan konsumen. Filosofi konsep pemasaran dikemukakan oleh Kotler sebagai berikut:
Konsep pemasaran sebagai filosofi berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibanding pesaingnya.
Dengan demikian konsep pemasaran sebagai filosofi mencakup tiga unsur, yaitu:
a.         Orientasi pelanggan. Orientasi pelanggan terdiri dari kegiatan penentuan produk dan program pemasarannya melalui pengembangan dan implementasi strategi pemasaran.
b.         Pemasaran yang terkoordinasi dan terintegrasi. Perlunya koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran pada berbagai unit di dalam perusahaan ditujukan untuk dapat memberikan kepuasan pelanggan.
c.         Pencapaian tujuan kinerja organisasi. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapatkan laba atau tingkat keuntungan yang layak yang dapat digunakan untuk mengembangkan perusahaan.
Perbedaan konsep pemasaran dengan konsep penjualan pada titik tolak, pusat perhatian (fokus), prosedur dan alat, serta hasil akhirnya. Konsep penjualan berawal dari keinginan perusahaan, memfokuskan pada usaha mempertahankan produk melalui upaya promosi dan penjualan sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan laba yang tinggi. Sedangkan konsep pemasaran titik tolaknya adalah keinginan pasar, fokusnya pada usahamemnuhi kebutuhan konsumen, melakukan pemasaran yang terintegrasi, dan hasil akhirnya adalah pencapaian laba yang diperoleh dengan cara memuaskan pelanggan.

3)      Konsep pemasaran kemasyarakatan
Konsep ini merupakan perkembangan dari konsep pemasaran yang disesuaikan dengan perubahan sejalan dengan adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya memelihara keseimbangan lingkungan dan sosial, serta kesejahteraan masyarakat. Konsep ini menekankan bahwa tugas organisasi adalah memahami kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan meningkatkan kepuasan konsumen lebih efektif dan efisien dibanding pesaing untuk mencapai kesejahteraan sosial konsumen. Beberapa faktor yang mendorong berkembangnya konsep ini adalah isu-isu tentang lingkungan hijau (green marketing), pemasaran sosial, etika dan moral berbisnis, serta profit oriented versus social oriented. Perusahaan harus lebih berorientasi pada umat dan kelangsungan hidup agar tidak terjadi konflik kepentingan antara produsen dengan masyarakat. Misal perusahaan penyedap rasa perlu mencantumkan label halal dan mendapat sertifiksi dari majelis Ulama Indonesia (MUI) agar produknya tidak dijauhi oleh konsumen. Perusahaan kayu lapis baru dapat memasarkan produknya apabila mendapatkan sertifikasi ecolabel dari dunia untuk menjamin perusahaan yang bersangkutan malakukan penanaman hutan kembali dan sisa-sisa proses produksinya telah didaur ulang menjadi produk yang bermanfaat. Konsumen sekarang ini menghendaki adanya tanggung jawab sosial dari produsen produk-produk yang bahannya berasal dari hutan agar dapat menjaga kelestarian hutan demi terciptanya kesejahteraan masyarakat dunia.
Perkembangan dewasa ini menunjukkan adanya ketidakpuasan konsumen terhadap barang yang dibelinya karena terdapat ketidaksesuaian antara kenyataan dengan propaganda perusahaan. Pada kenyataannya banyak perusahaan yang hanya memikirkan keuntungan yang besar tanpa memperhatikan kepentingan konsumen. Ini tidak sesuai dengan Konsep Pemasaran yang berusaha memberikan kepuasan kepada konsumen untuk mendapatkan laba jangka panjang. Untuk itu masalah konsumerisme menjadi menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Cravens dan Hills mengemukakan konsumerisme sebagai berikut:
Konsumerisme adalah kekuatan sosial di dalam lingkungan yang ditujukan untuk membantu dan melindungi konsumen dengan menggunakan hukum, modal dan tekanan ekonomi terhadap perusahaan




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat dapatsimpulkan bahwa:
Bentuk-bentuk badan usaha dilihat dari segi sistem pengelolaannya badan usaha industri, badan usaha peniagaan. badan usaha agraris, badan usaha ekstraktif, badan usaha jasa.
Bentuk-bentuk badan usaha dilihat dari legilitas hukum diantaranya; badan usaha perseorangan, persekutuan firma, persekutuan komanditer (CV), perseroan terbatas (PT)
Proses perencanaan atau planning adalah .ang bagian dari daur kegiatan manejemen yang terutama berhubungan dengan pengambilan keputusan untuk masa depan, baik jangka panjang maupun jangka pendek, sehubungan dengan pertanyaan : apa, siapa, bagaimana kapan. dimana, dan berapa baik sehubungan dengan lembaga yang di manejemeni maupun usaha-usahanya.
Suatu usaha dapat terwujud jika adanya suatu perencanaan yang balk. Perencanaan yang benar-benar bendasarkan hasil analisa market dengan produk atau keahlian yang kita miliki, sehingga kita dapat meraih pasar yang kita harapkan.
Namun daripada itu perlu disadari bahwa perencanaan yang baik, analisa market yang tepat haruslah di dukung dengan kekuatan financial yang bagus. Kekuatan finasial atau modal adalah merupakan sumber kekuatan utama untuk meggerakkan semua bidang usaha. Dan tentunya untuk meraih target dan keberhasilan kita hams juga berpedoman dengan principil of management yaitu; Planning, Organizing. Actuating and Controlling, hal ini yang akan mengantarkan kita dalam keberhasilan


DAFTAR PUSTAKA
Ir.H Moko P. Agmoscaborepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Alfibel 2005